Minggu, 14 September 2014

Ini Hati, bukan Rongsokan.


Hati saya bukan kantong tak bernama. Bisa seenaknya diisi kemunafikan.
Isinya belum tentu berlian, tapi jangan samakan tempat kau buang sampah.
Belum cukup seabad aku menjaganya baik-baik saja, jangan ditambah kamu yang merengek ingin meng-obrak-abrik-nya bagai keparat kecil mengaku dewasa.
Seenaknya meninggalkan bekas, seakan esok hari tidak lagi butuh apa yang kau campakan.

Paduka yang mulia, jangan berbuat rusuh pada tempat sakral. Apalagi yang namanya hati.
Paduka yang terhormat, hormati tanpa perlu angkuh yang jadi milik orang satu-satunya. Belum tentu dia punya tiga hati.

Dikira hati saya alas kotor kaki Anda?
Datang untuk meninggalkan noda, lalu datang lagi karena ingin tahu apa masih baik-baik saja.

Hati berteman baik dengan doa, yang kadang bisa memaki sedemikian rupa.
Didengar Tuhan, apalagi.
Bisa-bisa karma yang sopan santun menghampirimu yang tak tahu tata krama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar