"I use the Pensieve. One simply siphons the excess thoughts from one's mind, pours them into the basin, and examines them at one's leisure. It becomes easier to spot patterns and links. You understand, when they are in this form." Albus Percival Wulfric Brian Dumbledore. SO, WELCOME TO MY PENSIEVE!
Sabtu, 24 Januari 2015
Sebatas ini Saya mencintaimu
Saya pernah memekakan telinga Tuhan karena memohon sebuah doa.
Saya pernah melukai lantai sujud karena bertahan hening dalam meminta .
Sebenarnya bukan doa yang bisa mengguncang dunia.
Bukan doa merajuk emas yang segunung-gunung.
Doa saya sederhana..
Saya ingin mencintai kamu, tidak melebihi saya mencintai Tuhan saya.
Saya mau mencintai kamu tanpa ada garis batas. Tidak seperti air yang punya garis pantai.
Tidak seperti pelangi yang punya garis ujung.
Saya mau mencintai kamu sesederhana doa yang diam-diam diucapkan.
Tapi sebatas ini saya mencintaimu..
Melebihi anak kecil yang kegirangan bertemu ribuan permen.
Melebihi sekumpulan pelangi, pita merah kado, Awan diujung gunung, bulan merah jambu di malam hari..
Saya ingin kamu rasa apa yang coba saya bicarakan dengan Tuhan setiap malamnya. Bahwa ternyata cinta saya tidak ada batasnya, sayang.
Aku Maunya Kamu
Tenggelamkan aku dalam lautan rindu
Bawa lari aku dalam sisa semu
Peluk aku dalam dekap sang pelipur
Selamatkan aku dari mimpi tentangmu
Aku maunya kamu
Aku inginnya kamu
Aku sayangnya kamu
Aku cintanya kamu
Kamu yang berhias senyum angkasa
Kamu yang bertahta kebaikan surga
Kamu yang bertindak serupa sutra
Kamu yang .. hanya kamu yang punya semua.
Sabtu, 17 Januari 2015
Puisi Pertama
Terimakasih atas pertemuan kita.
Semoga semesta membuat kamu lupa caranya berpisah dari saya.
Pertemuan yang tidak pernah saya sesali, kebetulan yang tidak pernah mau saya ingkari.
Ada kamu sebagai tokoh utama hati, dan saya yang terpikat si peri.
Kita dijanjikan kebahagiaan oleh waktu, aku cuma berharap kamu.
Aku sudah mengantarkan pesan pada angin agar selalu membawa serta wangimu yang jadi parfum favoritku. Aku Rindu.
-ini puisi pertamaku untukmu, ingatkah kamu?
Langganan:
Postingan (Atom)