Jumat, 11 Maret 2016

Gelitik Gemas Kecilku

picture source: http://babiesmagz.com/

Seakan-akan kita akan selalu membicarakan tentang untung rugi, kehilangan atau kelebihan, kebutuhan atau keinginan. Namun begitu memilikimu, aku tidak pernah paham bagaimana nominal untung rugi itu sebenarnya. Yang aku paham, aku bahagia memilikimu. Aku diuntungkan, aku dilebihkan, aku disempurnakan ketika memilikimu.

Awal semuanya begitu menyenangkan, aku diberikan kesempatan menghidupi satu jiwa kecil lagi dalam tubuhku. Jiwa lain yang mencuri hatiku untuk pertama kalinya dia berdetak. Jiwa lain dalam tubuhku yang tidak bisa kuabaikan sejak dia bergeliat mungil.
Ah, aku mencintainya sejak pertama kali dia bergerak dan berjiwa di isi perutku.

Menggelitik tidak hanya bagian kecil di ujung ulu hatiku tapi juga menggelitik bagian dari diriku yang ingin selalu menjaganya, mencintainya, dan menyanjungnya.
Menggelitik gemas dengan ujung jarinya yang mencoba merasa. Aku ingin dia rasakan juga bagaimana aku mencintainya. Berterimakasih atasnya kepada Tuhan berulangkali. Serta seberapa dalam perasaanku atasnya.





Selambu Rahim

picture surce:littlesnowflakes.tumblr.com


Kita sementara ini di pisah selambu rahim. Tak kasat mata tapi membuatku belum bisa menyentuhmu dulu.
Kita sementara ini di pisah dinding air. Belum benar-benar aku bisa menciummu dan merapatkanmu dalam pelukku.

Tapi nanti, pastikan saja kalau aku orang pertama yang mencintaimu.
Tapi nanti, pastikan saja kalau hanya aku yang bisa diandalkan.
Tapi nanti, pastikan saja kalau aku punya ribuan rasa kagum padamu mengalahkan jumlah bintang di semesta.

Kabari saja aku kalau kau siap, sayang.
Beri tanda apapun kalau kau inginkan aku.
Aku yang akan selalu ada.


Tumbuhlah sementara ini disana, di isi perutku yang gelap.
Nanti cahaya matahari akan bantu menghangatkanmu.
Segera setelah kau tahu aku lebih punya cahaya cinta hanya dengan mendoakanmu diam-diam.


Sampai bertemu saat selambu rahim ini tersingkap, memunculkan kamu yang aku puja sedari awal.
Sampai bertemu saat dinding air ini terpecah, mendatangkan kamu yang aku sering sebut malaikat kecil. Hadiah terbesar. Keajaiban Tuhan. Doa terjawabku.
Sampai bertemu. Sehatlah. Kuatlah. Sayangku. Kita berjuang bersama sampai saatnya tiba.

Aku yang nantinya kau panggil mama ini mencintaimu begitu dalamnya.