Masih dalam rangka Hari Raya Idul Fitri. Ketupat jadi makanan utama, memaafkan jadi perbincangan utama dalam minggu ini.
Saya
sendiri bukan anak dewa atau anak setengah Tuhan, jadi memaafkan bukan
pekerjaan mudah bagi saya, tapi tidak saling menyakiti bisa sangat berarti untuk
beberapa orang.
Rasanya lelah basa-basi saling memaafkan yang tidak cukup dalam sehari dua hari.
Bukan karena tidak mampu memaafkan tapi bagaimana sebenarnya dari lubuk hati saya yg paling dalam tidak terima kenapa harus ada kata maaf ketika masih saling menyakiti.
Terkadang ada rasa jengah ketika harus memberi maaf pada orang yang paling menyakiti kita.
Sebenarnya apa makna dibalik kata maaf?
Maaf bukan hanya kata, sekilas mirip udara sekali lewat, tapi ketika diterima bisa seperti jingga yang merindukan sore. Tenang. Baik ketika dimaafkan atau memaafkan.
Karena saya bukan orang suci yang hidup tanpa salah, meminta maaf sudah tidak terhitung berapa jumlahnya. Tapi justru karena saya manusia biasa rasanya tidak gampang memaafkan.
Bukan tanpa maksud Tuhan menciptakan hari suci ini, untuk saling memaafkan dan meminta maaf.
Semoga kata maaf bukan hanya kucuran kata yang keluar begitu saja karena tidak sengaja menyakiti. Tapi maaf bisa menjadi pengobat sakit hati ketika waktu tidak bisa mengurangi rasa sakit.
Once again, selamat hari raya idul fitri, saya haturkan maaf dari dalam hati atas kata dan perbuatan yang tidak sengaja diujarkan. Saya haturkan maaf atas segala sakit hati yang tidak berkenan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar